ABSTRAK
Pangan merupakan kebutuhan nutrisi bagi manusia. Kebutuhan yang penting ini merupakan penentu kesejahteraan sebagian besar penduduk pedesaan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh mata pencaharian mereka berupa ”on farm” yang terdiri atas petani berlahan dan buruh tani. Di Indonesia, ketahanan pangan dicerminkan oleh ketahanan komoditi beras yang merupakan komoditas pangan yang paling strategis di Indonesia. Oleh karena itu, diaplikasikanlah kegiatan Pengabdian Masyarakat ”Aplikasi Teknologi SRI (System of Rice Intensification) Untuk Meningkatkan Produktivitas Padi di Desa Pakutandang”
Kegiatan pengabdian masyarakat ini didasarkan pada pengaplikasian teknologi SRI. Teknologi ini membutuhkan dua komponen penting, yaitu kompos dan mikroorganisme lokal (MOL). Oleh karena itu, kedua komponen tersebut harus dipersiapkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan membangun reaktor berupa saung kompos untuk memproduksi kompos yang akan digunakan sebagai media tanam dari teknologi SRI. Selain itu, komponen MOL juga harus dipersiapkan. Hal ini dilakukan dengan cara memperkenalkan cara pembuatan MOL kepada masyarakat Desa Pakutandang RW 21. Metode yang dilakukan pada pengabdian masyarakat ini terdiri dari : survei, pendekatan ke masyarakat, propaganda, pembangunan saung kompos. penyuluhan, praktik pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) dan kompos, praktik penanaman padi di polybag, dan pendampingan..
Program yang telah dilaksanakan selama empat bulan ini, telah memberikan hasil bagi masyarakat Desa Pakutandang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya hasil produksi berupa kompos yang telah dicoba untuk tanaman singkong dan padi dalam polybag sebelum diaplikasikan pada lahan sawah mereka. Peningkatan produksi padi belum terlihat. Hal ini disebabkan program yang dilakukan ini harus dilakukan secara bertahap, yaitu mempersiapkan kompos dan MOL terlebih dahulu sebagai bahan dasar dari teknologi SRI ini. Setelah penggunaan kompos dan MOL dapat dilakukan dengan baik, diharapkan kedua komponen ini dapat digunakan untuk tanaman padi sehingga produktivitas padi dapat meningkat.
Kata kunci : System of Rice Intensification (SRI), Mikroorganisme lokal (MOL), kompos
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat bimbingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Mubiar Purwasasmita selaku pembimbing penulis dalam pembuatan laporan yang berjudul ”Aplikasi Teknologi SRI (System of Rice Intensification) Untuk Meningkatkan Produktivitas Padi di Desa Pakutandang” ini. Berkat bimbingan Beliau, penulis dapat melaksanakan program ini dengan baik dan menyelesaikan laporan tepat waktu.
Laporan ini berisi tentang hasil kegiatan yang telah dilakukan penulis di RW 21 Desa Pakutandang Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung. Penulis berharap laporan ini dapat memberikan gambaran kepada para pembaca tentang pengaplikasian metode padi SRI sehingga semakin banyak pihak yang mengerti teknologi SRI dan mengaplikasikannya. Dengan demikian, Indonesia dapat secara bertahap meningkatkan produktivitas padi untuk memenuhi kebutuhan pangan secara nasional.
Penulis memohon maaf atas kesalahan dalam penulisan maupun kesalahan dalam pengungkapan maksud dan tujuan yang mungkin menyinggung hati para pembaca. Tak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan laporan ini. Kekurangan yang ada di dalam laporan ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan agar penulis dapat memperbaikinya pada laporan-laporan berikutnya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Bandung, 23 Juni 2009
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Energi merupakan suatu kebutuhan yang krusial bagi kelangsungan hidup manusia. Salah satu cara pemenuhan kebutuhan ini adalah dengan mengkonsumsi makanan sebagai salah satu sumber energi. Di Indonesia, nasi menjadi makanan pokok yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat. Secara tidak langsung, kebutuhan akan padi sebagai tanaman pangan yang dapat diolah menjadi nasi sangatlah penting.
Tahun 80's sampai 90's,
Bagi
Manfaat dari Teknologi SRI ini sebelumnya telah dirasakan oleh berbagai negara yang mengaplikasikan teknologi ini. Produksi padi yang melimpah, efisiensi penggunaan bibit, keuntungan yang meningkat, dan perbaikan kondisi biologis tanah merupakan beberapa manfaat dari aplikasi teknologi SRI. Lebih jauh, teknologi SRI juga dapat berkontribusi dalam penyelesaian masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti masalah sampah dan keterbatasan Sumber Daya Alam Tak Terbaharui (Non-Renewable Resources). Pada permasalahan penyelesaian sampah, teknologi SRI melibatkan pengolahan sampah menjadi kompos yang tentunya memiliki nilai guna lebih tinggi. Pada permasalahan keterbatasan Sumber Daya Alam Tak Terbaharui, teknologi SRI dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Sedangkan bahan baku dari pupuk kimia adalah amoniak (NH3) yang pembuatannya berasal dari reforming gas alam. Sehingga, secara tidak langsung teknologi SRI dapat mengurangi konsumsi gas alam yang dilakukan oleh sektor industri pupuk kimia.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana meningkatkan penggunaan kompos di Desa Pakutandang?
2. Bagaimana memperkenalkan Mikroorganisme Lokal (MOL) kepada masyarakat Desa Pakutandang?
3. Bagaimana menerapkan teknologi System of Rice Intensification (SRI) untuk meningkatkan produktivitas padi?
4. Bagaimana teknologi System of Rice Intensification (SRI) dapat diterima dan diaplikasikan oleh seluruh lapisan masyarakat Desa Pakutandang?
1.3 Tujuan Program
1. Meningkatkan penggunaan kompos di Desa Pakutandang dengan membangun reaktor berupa saung kompos.
2. Memperkenalkan Mikroorganisme Lokal (MOL) dengan mengadakan penyuluhan dan simulasi pembuatannya.
1.4 Kegunaan Program
1. Kualitas lahan persawahan Desa Pakutandang meningkat dengan kembalinya unsur-unsur hara yang hilang akibat penggunaan pupuk kimia.
2. Biaya pertanian yang dikeluarkan dapat diminimalisasi dengan efisiensi penggunaan bibit, air, pupuk, dan pestisida.
3. Penggunaan CH4 dari gas alam sebagai bahan baku pembuatan pupuk kimia secara tidak langsung dapat dikurangi dengan penggantian bahan organik sebagai sumber nutrisi utama tanah.
4. Masyarakat Desa Pakutandang mengetahui cara memilah sampah organik dan anorganik dengan benar.
5. Kuantitas sampah organik yang berlebih dapat dimanfaatkan menjadi kompos
1.5 Luaran Program
1. Produktivitas padi di Desa Pakutandang meningkat.
2. Tercipta komunitas kelompok tani yang dapat menghasilkan kompos secara mandiri
3. Lahan selain sawah dapat dimanfaatkan sebagai lokasi penanaman padi dalam polybag.
4. Keuntungan lingkungan, sosial, dan ekonomi dari penerapan teknologi SRI dapat dirasakan oleh semua pihak.
5. Pihak yang terkait (pemerintah, masyarakat, dan instansi lainnya) akan memberi perhatian lebih dan segera bertindak atau berpartisipasi dalam sosialisasi teknologi SRI, terutama dalam pengaplikasiannya pada lahan-lahan pertanian di Indonesia.
BAB II
Gambaran Umum Masyarakat
Sasaran aplikasi teknologi System of Rice Intensification (SRI) adalah RW 21 Desa Pakutandang Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung. Kondisi geografis lahan RW 21 Desa Pakutandang sebenarnya masih merupakan tanah carik desa yang berupa bukit dan bukan ditujukan untuk perumahan. Awal mulanya, pada lahan tersebut didirikan saung-saung yang kemudian berkembang menjadi bangunan semi permanent dan permanen.
Mata pencaharian yang menjadi dominan di kawasan tersebut adalah petani sawah dan kebun serta pengrajin. Sebagai petani, pekerjaan mereka terbatas sebagai buruh tani dengan mengolah sawah milik orang lain. Pemilik sawah tersebut kebanyakan merupakan orang setempat.
Dewasa ini, masyarakat setempat tidak lagi menaruh fokus pada bidang pertanian, petani sawah tidak lagi sebanyak yang dulu karena lahirnya home industry.
Alasan masyarakat memindahkan fokusnya dari pertanian :
1. Keuntungan yang diperoleh kecil, khususnya bagi petani yang tidak memiliki lahan yang luas
2. Ongkos pekerja yang semakin tinggi
3. Hasil panen ditentukan oleh bandar, pemilik lahan (petani) hanya mendapat bagian yang kecil
4. Harga pupuk mahal
5. Generasi muda sudah tidak tertarik ke arah pertanian
Catatan lain :
1. Pernah bergeser ke peternakan
2. Padi yang dihasilkan ditujukan untuk konsumsi sendiri, sisanya didistribusikan ke pasar induk
3. Penggilingan dibayar dengan beras
4. Ada subsidi pupuk
BAB III
METODE PENDEKATAN
Pembahasan pada metode pelaksanaan kegiatan meliputi tahap-tahap berikut:
1. Survei
Hal pertama yang dilakukan dalam menjalankan program ini adalah survei. Survei dilakukan dalam tiga tahap :
a. Meninjau data kependudukan.
Data kependudukan berupa mata pencaharian, kondisi ekonomi, luas area pertanian, dan jumlah penduduk diperoleh melalui Kantor Kepala Desa Pakutandang. Data tersebut akan memberikan visualisasi awal mengenai kondisi sasaran program.
b. Observasi langsung ke Desa Pakutandang, RW 21.
Observasi langsung merupakan tahap lanjutan dari peninjauan data kependudukan untuk mendapatkan validasi dari pihak setempat.
c. Wawancara masyarakat setempat dan instansi-instansi lain yang terkait.
Wawancara dilakukan secara paralel dengan observasi dan peninjauan data penduduk. Hal ini juga dilaksanakan untuk menghimpun data penduduk dan yang lebih penting adalah untuk mengetahui pola pikir masyarakat
2. Pendekatan ke masyarakat
Program yang dilaksanakan dapat dikatakan tidak mudah sebab kami bukan membawa teknologi yang berwujud nyata secara fisik melainkan berupa pemahaman untuk mengubah metode penanaman padi konvensional yang sudah menjadi tradisi. Oleh karena itu, program dapat berjalan dengan baik apabila terdapat keterbukaan dari kedua belah pihak sehingga apa yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat setempat. Wujud pendekatan ke masyarakat RW 21 Desa Pakutandang berupa :
a. Audiensi
Audiensi dilakukan untuk mengetahui kesiapan dari kedua pihak dan menginformasikan rangkaian acara yang akan dilakukan. Sasaran audiensi yang dilakukan yaitu warga setempat, khususnya kelompok tani Desa Pakutandang. Audiensi akan dilaksanakan di masa pendekatan kepada masyarakat, selebihnya akan dilaksanakan jika dirasakan perlu.
b. Perbaikan kantor RW
Perbaikan kantor RW dilaksanakan dengan tujuan memperbaiki fasilitas kantor RW 21 karena merupakan media penting bagi warga sekitar. Selain itu kegiatan perbaikan kantor RW setempat merupakan media bagi mahasiswa untuk melakukan pendekatan dengan warga sekitar. Kegiatan ini dilakukan mahasiswa bersama warga. Perbaikan ini dilakukan oleh warga setempat sejumlah 10 orang
c. Perbaikan fasilitas MCK
Perbaikan faslitas mandi, cuci, kakus (MCK) yang berjumlah tiga buah bertujuan untuk memperbaiki fasilitas warga setempat dan sebagai media pendekatan bagi mahasiswa dengan warga sekitar. Perbaikan ini dilakukan oleh mahasiswa dan warga setempat sejumlah 10 orang
3. Propaganda
Propaganda dilakukan dengan tujuan menarik simpati masyarakat sekaligus sosialisasi kegiatan di Desa Pakutandang. Sasaran dari propaganda ini adalah masyarakat Desa Pakutandang beserta pihak-pihak dan instansi yang terkait. Wujud propaganda yang akan dilakukan ke depannya berupa spanduk beserta poster yang akan dipasang di beberapa titik strategis di RW 21 Desa Pakutandang. Sampai saat ini propaganda yang sudah dilakukan baru berupa propaganda lisan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain, terutama lewat ketua RW dan ketua RT Desa Pakutandang serta melalui beberapa tokoh desa di sana. Dengan propaganda ini, diharapkan masyarakat akan semakin simpatik dengan kegiatan mengenai metode System of Rice Intensification di Desa Pakutandang.
4. Pembangunan saung kompos
Saung kompos merupakan tempat pembuatan kompos yang berguna untuk melindungi proses pengomposan dari hujan. Oleh karena pentingnya kegunaan saung kompos, maka pembuatan saung kompos merupakan hal penting yang harus dilakukan. Tujuan pembangunan saung yaitu sebagai areal percontohan bagi petani Desa Pakutandang dalam membuat kompos sekaligus sebagai modal awal agar petani Desa Pakutandang dapat mandiri dalam penyediaan kompos yang merupakan elemen penting dalam metode SRI.
Pembuatan saung kompos dilakukan dengan tahapan :
1. Pencarian lokasi yang tepat untuk membangun saung agar masyarakat mudah menjangkau lokasi tersebut.
2. Pencarian bahan-bahan saung berupa bambu, kawat pengikat bambu, dan terpal
3. Perakitan bambu-bambu menjadi saung
4. Pemasangan terpal sebagai atap saung
5. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan bertujuan memberikan informasi mengenai pertanian. Penyuluhan dipandu oleh seorang praktisi padi SRI yaitu Bapak Utju. Tempat penyuluhan dilakukan di dalam Masjid RW 21. Sasaran penyuluhan ini adalah kelompok petani RW 21. Penyuluhan ini dilengkapi dengan sarana diskusi langsung antara Bapak Utju dan para petani setempat yang berjumlah sekitar 20 petani..
Materi yang disampaikan bagi kelompok petani mencakup :
a. cara pembuatan MOL (mikroorganisme lokal)
b. cara pembuatan kompos
c. penjelasan umum padi SRI
6. Praktik pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) dan kompos
MOL dan kompos merupakan elemen penting yang mendukung pengolahan sawah dengan metode SRI. Oleh karena itu, praktik pembuatan MOL dan kompos perlu dilakukan agar petani Desa Pakutandang dapat secara mandiri membuat bahan tersebut. Praktik pembuatan MOL dan kompos dipandu oleh praktisinya yaitu Bapak Utju, yang diikuti oleh sekitar 20 petani. Metode pelaksanaan pembuatan MOL dipraktikkan langsung mahasiswa bersama petani. Sebelum praktik pembuatan kompos, disiapkan MOL dan kotoran hewan sebagai starter beserta sampah-sampah organik. Setelah itu mahasiswa bersama petani mempraktikkan pembuatan kompos dipandu oleh Bapak Ujtu.
7. Praktik penanaman padi di polybag
Sasaran kegiatan praktik penanaman padi di polybag adalah ibu-ibu di RW 21 Desa Pakutandang. Praktik ini bertujuan memberikan contoh nyata kepada para petani mengenai cara penanaman padi dengan metode SRI melalui praktik penanaman padi SRI bersama ibu-ibu. Hal ini dikarenakan ibu-ibu memiliki waktu luang yang lebih banyak dibandingkan dengan petani setempat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa beserta ibu-ibu. Polybag dipilih sebagai tempat percontohan sebelum diaplikasikan langsung di area persawahan sehingga resiko yang timbul dapat diminimalisasi.
Sebelum praktik penanaman padi, telah disediakan semaian padi. Semaian tersebut dipindahkan ke dalam polybag saat praktik penanaman padi. Dalam praktik ini juga dijelaskan teknik-teknik pemindahan semaian padi dan pengelolaan lahan.
8. Pendampingan
Pendampingan dilakukan dengan tujuan untuk mengontrol dan memberikan solusi kepada petani jika terjadi masalah dalam pelaksanaannya. Selain itu, pendampingan ini juga bertujuan untuk menjaga hubungan antara mahasiswa dengan masyarakat Desa Pakutandang. Mahasiswa sudah melakukan pendampingan sebanyak empat kali dengan cara menggilir beberapa mahasiswa secara berkala setiap 2 minggu sekali. Dalam pendampingan akan dipantau beberapa aspek, seperti pemeriksaan kondisi kompos pada saung kompos dan kondisi padi SRI dalam polybag.
Berdasarkan hasil pendampingan yang telah dilakukan sebanyak empat kali, proses pengomposan telah berlangsung dengan baik dan sebagian kompos yang matang telah digunakan untuk menanam singkong. Menurut penuturan petani yang menggunakannya, hasil pertumbuhan tanaman singkong dirasa lebih baik. Selain itu, untuk pertumbuhan padi di polybag berlangsung dengan baik, ditunjukkan pertambahan jumlah daun dan tinggi batang.
Diagram Metode Pelaksanaan Program:
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM
4.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tanggal | Tempat | Waktu | Pelaksana | Kegiatan | ||
September 2008 | RW 21 Desa Pakutandang | 12.00-13.00 | Riri, Kintari | Survey | Meninjau data kependudukan | |
Desember 2008 | - | Riri, Kintari, Adi, Ivan, Vici | Observasi langsung | |||
Desember 2008 | - | Riri, Kintari, Adi, Ivan, Vici | Wawancara | |||
13 Desember 2008 | Masjid | 13.00-15.00 | | Pendekatan masyarakat | Audiensi | |
Desember 2008-Februari 2009 | RW 21 Desa Pakutandang | - | Riri, Kintari, Adi, Ivan, Vici | Propaganda | ||
29 Maret 2009 | Kantor RW 21 | 10.00-16.00 | Riri, Ivan, Vici | Pendekatan masyarakat | Perbaikan kantor RW | |
29 Maret 2009 | Lokasi MCK | 10.00-16.00 | Riri, Ivan, Vici | Perbaikan fasilitas MCK | ||
17-18 April 2009 | Depan Rumah Pak Didi | - | Warga | Pembangunan saung kompos | ||
19 April 2009 | Masjid | 13.00-14.30 | Bapak Utju (Praktisi padi SRI), Riri, Kintari, Ivan, Vici | Penyuluhan 1. Cara pembuatan MOL 2. Cara pembuatan kompos 3. Penjelasan umum padi SRI | ||
19 April 2009 | Saung kompos | 14.30-16.00 | Bapak Utju (Praktisi padi SRI), Riri, Kintari, Ivan, Vici | Praktik pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) dan kompos | ||
19 April 2009 | Dekat Rumah Bu Ninie | 14.00-16.00 | Riri, Kintari, Ivan, Vici | Praktik penanaman padi di polybag | ||
2 Mei 2009 | RW 21 Desa Pakutandang | 13.00-16.00 | Ivan | Pendampingan I | ||
16 Mei 2009 | Kintari | Pendampingan II | ||||
31 Mei 2009 | Riri | Pendampingan III | ||||
13 Juni 2009 | Vici | Pendampingan IV | ||||
4.2 Tahapan Pelaksanaan/ Jadwal Faktual
No | Kegiatan | Bulan ke - | |||||||||||||||
Desember | Maret | April | Mei | ||||||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | ||
1 | Survey | | | | | | | | | | | | | | | ||
2 | Pendekatan dan propaganda | | | | | | | | | | | ||||||
3 | Perbaikan MCK dan kantor RW | | | | | | | | | | | | | | | | |
3 | Pembangunan saung kompos | | | | | | | | | | | | | | | | |
4 | Penyuluhan dan praktik penanaman padi SRI di polybag | | | | | | | | | | | | | | | | |
5 | Penyuluhan dan praktik pembuatan kompos dan MOL | | | | | | | | | | | | | | | | |
6 | Pendampingan | | | | | | | | | | | | | |
4.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan program ini meliputi tahap-tahap berikut :
1. Survei
Survei dilakukan dalam tiga tahap :
a. Meninjau data kependudukan
Waktu : September 2008
i. Melakukan diskusi mengenai rencana kegiatan program padi SRI kepada pihak yang bertanggung jawab melalui Kantor Kepala Desa Pakutandang.
ii. Meminta data kependudukan RW 21 Desa Pakutandang dari Kantor Kepala Desa Pakutandang
b. Observasi langsung ke RW 21, Desa Pakutandang
Waktu : Desember 2008
c. Wawancara masyarakat setempat dan instansi-instansi lain yang terkait
Waktu : Desember 2008
2. Pendekatan ke masyarakat
Wujud pendekatan ke masyarakat RW 21 Desa Pakutandang berupa :
a. Audiensi
Lokasi : Masjid RW 21
Tanggal : 13 Desember 2008
13.00-13.30 : Penjelasan umum mengenai rencana program padi SRI oleh mahasiswa kepada warga setempat.
14.00-15.00 : Diskusi terbuka antara mahasiswa dan warga setempat, khususnya kelompok tani RW 21, Desa Pakutandang.
b. Perbaikan kantor RW
Kegiatan ini dilakukan mahasiswa bersama warga sejumlah 10 orang
Tanggal : 29 Maret 2009
10.00-12.00 : Mengecat, memperbaiki bangunan, menambah papan tulis
12.00-13.00 : Istirahat
13.00-16.00 : Mengecat, memernis, memasang pintu & plang nama
c. Perbaikan fasilitas MCK
Perbaikan ini dilakukan oleh mahasiswa dan warga setempat sejumlah 10 orang
Tanggal : 29 Maret 2009
10.00-12.00 : Perbaikan fasilitas MCK
12.00-13.00 : Istirahat
13.00-16.00 : Melanjutkan perbaikan fasilitas MCK
3. Propaganda
Waktu : Desember 2008-Februari 2009
a. Propaganda lisan melalui Bapak RT dan RW
b. Propaganda melalui para tokoh RW 21 Desa Pakutandang, beserta dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain.
4. Pembangunan saung kompos
Lokasi : Depan Rumah Pak Didi
Tanggal : 17-18 April 2009
Pertama, lokasi yang tepat dicari untuk membangun saung agar mudah dijangkau. Lokasi yang akhirnya dipakai menjadi saung kompos yaitu lokasi di depan rumah Pak Didi. Kemudian mencari bahan-bahan saung berupa bambu, kawat pengikat bambu, dan terpal. Lalu merakitnya menjadi unit saung kompos.
5. Penyuluhan
Penyuluhan ini dilengkapi dengan sarana diskusi langsung antara Bapak Utju dan para petani setempat yang berjumlah sekitar 20 petani.
Lokasi : Masjid RW 21
Tanggal : 19 April 2009
13.00-13.10 : Pendahuluan
13.10-13.25 : Penjelasan cara pembuatan MOL (mikroorganisme lokal)
13.25-13.40 : Penjelasan cara pembuatan kompos
13.40-14.00 : Penjelasan umum mengenai teknologi padi SRI
14.00-14.30 : Diskusi
6. Praktik pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) dan kompos
Kegiatan ini dipandu oleh praktisinya yaitu Bapak Utju, yang diikuti oleh sekitar 20 petani
Lokasi : Saung kompos, di depan rumah Pak Didi
Tanggal : 19 April 2009
14.30-15.30 : Praktik pembuatan MOL dan kompos di dalam saung kompos
15.30-16.00 : Diskusi
7. Praktik penanaman padi di polybag
Kegiatan praktik penanaman padi di polybag diikuti oleh ibu-ibu di RW 21 Desa Pakutandang sejumlah 10 orang.
Lokasi : Dekat Rumah Bu Entin
Tanggal : 19 April 2009
14.00-14.30 : Sharing menanam padi SRI di polybag dari mahasiswa
14.30-15.30 : Praktik penanaman padi di polybag
15.30-16.00 : Diskusi
8. Pendampingan
Mahasiswa sudah melakukan pendampingan sebanyak empat kali dengan cara menggilir beberapa mahasiswa secara berkala setiap 2 minggu sekali.
Pelaksanaan pendampingan program ini dilakukan pada tanggal 2 Mei 2009, 16 Mei 2009, 31 Mei 2009, dan 13 Juni 2009.
4.4 Instrumen Pelaksanaan
Alat & Bahan | Fungsi |
Cat kayu | Perbaikan kantor RW & fasilitas MCK |
Kuas cat | |
Kayu | |
Semen | |
Pernis | |
Papan tulis | |
Plang nama | |
Seng | |
Sekop | |
Batu kali | |
Gergaji | Perbaikan kantor RW&fasilitas MCK Pembangunan saung kompos |
Bambu | |
Palu | |
Paku | |
Terpal | Pembangunan saung kompos |
Buah-buahan | Praktik pembuatan kompos dan MOL |
Air tajil | |
Air gula | |
Sampah-sampah organik (hijauan dan coklatan) | |
Kotoran Ternak | |
Golok | |
Cangkul | |
Karung | |
MOL EM 4 | Praktik pembuatan kompos&MOL Praktik penanaman padi SRI di polybag |
Tanah | Praktik penanaman padi SRI di polybag |
Kompos | |
Polybag | |
Bibit padi |
4.5 Rancangan dan Realisasi Biaya
4.5.1 Rancangan Biaya Program
Berikut rancangan biaya pelaksanaan program :
1. Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang | Jumlah | Biaya per satuan | Biaya Total |
Toples | 10 | Rp 10.000,00 | Rp 100.000,00 |
Palu | 4 buah | Rp 10.000,00 | Rp 40.000,00 |
Sewa LCD | 2hari | Rp 50.000,00 | Rp 100.000,00 |
Layar | 1 buah | Rp 5.000,00 | Rp 5.000,00 |
Gergaji | 4 buah | Rp 30.000,00 | Rp 120.000,00 |
Linggis | 4 buah | Rp 40.000,00 | Rp 160.000,00 |
Parang | 4 buah | Rp 20.000,00 | Rp 80.000,00 |
Gunting | 4 buah | Rp 4.000,00 | Rp 16.000,00 |
Alat tulis | 100 | Rp 1.000,00 | Rp 100.000,00 |
TOTAL | Rp 721.000,00 |
2. Bahan Habis Pakai
Bahan Habis Pakai | Jumlah | Biaya per satuan | Biaya Total |
Bambu | 30bambu @ 3 meter | Rp 15.000,00 | Rp 450.000,00 |
Kawat | 15 gulung | Rp 10.000,00 | Rp 150.000,00 |
Paku | 3 kg | Rp 6.000,00 | Rp 18.000,00 |
Terpal | 1 | Rp 90.000,00 | Rp 90.000,00 |
Tambang | 1 | Rp 100.000,00 | Rp 100.000,00 |
MOL EM4 | 3 botol | Rp 20.000,00 | Rp 60.000,00 |
Kotoran domba | 3 karung | Rp 10.00,00 | Rp 30.000,00 |
Gula merah | 3kg | Rp 1.500,00 | Rp 4.500,00 |
Tomat | 5 kg | Rp 2.000,00 | Rp 10.000,00 |
Polybag | 100 | Rp 1.000,00 | Rp 100.000,00 |
Kompos jadi | 30 | Rp 3.000,00 | Rp 90.000,00 |
Trashbag | 10 | Rp 4.000,00 | Rp 40.000,00 |
Fotokopi kertas untuk lomba mewarnai | 50 | Rp 100,00 | Rp 5.000,00 |
Hadiah | 50 | Rp 5.000,00 | Rp 250.000,00 |
Handout penyuluhan | 100 | Rp 2.000,00 | Rp 200.000,00 |
Sertifikat | 50 | Rp 2.000,00 | Rp 100.000,00 |
TOTAL | Rp 1.697.500,00 |
3. Lain-lain
Lain-lain | Jumlah | Biaya Total |
Publikasi | | |
Spanduk | 2 | Rp 400.000,00 |
Poster+Brosur | | Rp 200.000,00 |
Transportasi | | |
Survei lokasi | 3 x 5orang xRp 20.000,00 | Rp 300.000,00 |
Pendekatan | 4 x 5orang xRp 20.000,00 | Rp 400.000,00 |
Hari H | 10 orangx Rp 20.000,00 | Rp 200.000,00 |
Pendampingan | 4 x 4orang x Rp 20.000,00 | Rp 320.000,00 |
Konsumsi Penyuluhan | 100 orang x Rp 5.000,00 | Rp 500.000,00 |
TOTAL | Rp 2.320.000,00 |
4. Total Rancangan Biaya Program
Daftar Kebutuhan Biaya | Biaya |
Bahan Habis Pakai | Rp 1.697.500,00 |
Peralatan penunjang | Rp 721.000,00 |
Lain-lain | Rp 2.320.000,00 |
TOTAL BIAYA | Rp 4.378.500,00 |
4.5.2 Realisasi Biaya Program
Berikut biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan program :
No | Hari/Tanggal | Keperluan | Jumlah masuk | Jumlah keluar | Saldo |
1 | | pinjaman dana | Rp1.555.700,00 | | |
2 | | dana PKMM (70% dipotong pajak) | Rp2.744.300,00 | | Rp4.300.000,00 |
3 | (eksekusi 1) 29 Maret 2009 | perbaikan RW, MCK: material | | Rp2.000.000,00 | |
Papan tulis, plang | | Rp290.000,00 | | ||
transportasi : | | | | ||
motor (5 x 10000) | | Rp50.000,00 | | ||
Mobil | | Rp30.000,00 | | ||
Angkot | | Rp300.000,00 | Rp1.630.000,00 | ||
4 | (eksekusi 2) 19 April 2009 | polybag dan MOL | | Rp132.000,00 | |
TOA | | Rp50.000,00 | | ||
persiapan lubang kompos (tenaga, bambu, paku, dll) | | Rp200.000,00 | | ||
transportasi : motor (3 x 10000) | | Rp30.000,00 | | ||
pembelian kompos : | | | | ||
3 x 10000 @ 25 kg kompos | | Rp30.000,00 | | ||
baterai 12 buah | | Rp30.000,00 | | ||
botol aqua bekas | | Rp5.000,00 | | ||
terpal 1 x 2 meter | | Rp25.000,00 | | ||
tukang ojek | | Rp25.000,00 | Rp1.103.000,00 | ||
5 | (pendampingan 1) 2 Mei 2009 | transportasi : motor (3 x 10000) | | Rp30.000,00 | Rp1.073.000,00 |
6 | 3 Mei 2009 | administrasi : fotokopi kuesioner | | Rp6.300,00 | |
fotokopi progress rpt | | Rp17.000,00 | Rp1.049.700,00 | ||
7 | (pendampingan 2) 16 Mei 2009 | transportasi : motor (2 x 10000) | | Rp20.000,00 | |
Mobil | | Rp35.000,00 | Rp994.700,00 | ||
8 | (pendampingan 3) 31 Mei 2009 | transportasi : motor (3 x 10000) | | Rp30.000,00 | Rp964.700,00 |
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Pembangunan saung kompos
· Kompos telah terbentuk dan sementara digunakan untuk ladang singkong dan padi dalam polybag. Dalam program ini, pengelolaan saung kompos dipercayakan kepada beberapa petani karena mahasiswa tidak dapat mengontrol setiap hari. Karena jumlah kompos yang terbentuk masih sedikit dan masa tanam padi belum dimulai, maka untuk sementara penggunaannya sebatas untuk ladang singkong dan padi dalam polybag.
· Sampah-sampah organik yang ada mulai berkurang dan lebih termanfaatkan lagi untuk membuat kompos. Oleh karena bahan utama kompos adalah sampah oraganik dalam kuantitas yang besar, maka sampah-sampah organik yang ada dipakai untuk pembuatan kompos ini.
· Pembuatan kompos mulai berkelanjutan dengan dibuatnya unit baru.
Saung kompos yang pertama dibangun menjadi unit percontohan sehingga masyarakat mulai mencoba sendiri ketika kompos yang berada di unit percontohan tidak dapat memenuhi kebutuhan.
5.2. Penyuluhan dan praktik tentang MOL, kompos, dan penanaman padi di polybag
· Masyarakat lebih paham tentang materi-materi di atas. Penyuluhan dan praktik oleh praktisi membuat cara berpikir masyarakat lebih baik (berlandaskan ilmu pengetahuan).
· Masyarakat lebih termotivasi untuk melaksanakan program. Praktisi yang dihadirkan dalam penyuluhan telah sukses menerapkan teknologi SRI dan ikut memotivasi masyarakat.
· Pemahaman yang didapat lebih menyeluruh dan keahlian meningkat. Dengan adanya praktik bersama mahasiswa, gambaran yang diperoleh lebih utuh.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
· Saung kompos telah berhasil dibangun dan dikelola dengan baik, namun pemakaiannya belum dapat menjangkau seluruh pihak yang membutuhkan.
· Masyarakat telah dapat membuat MOL sendiri dan mulai menggunakannya untuk pembuatan kompos dan penanaman padi SRI dalam polybag.
6.2. Saran
· Informasi tentang saung kompos perlu diperluas
· Pendampingan dari mahasiswa lebih diintensifkan
· Pendekatan dan propaganda perlu ditingkatkan sehingga masyarakat semakin banyak yang tertarik untuk mencoba
· Metode penyampaian teknologi SRI perlu dibuat berkesinambungan dan bertahap sehingga pengetahuan masyarakat terus meningkat seiring dengan waktu
· Komunikasi mahasiswa dan masyarakat setempat akan lebih baik lagi jika menggunakan bahasa Sunda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar