Rabu, 18 Maret 2009

Pilihan Waktu Bagi Si Sukses


Kalau tadi pagi saya datang di sebuah seminar Motivasi di Sabuga. Ada satu kata yang teringat sampai sekarang bagi saya. Ketika ada yang bertanya " Apa beda orang sukses dan tidak?". Jawabnya orang sukses menggunakan waktunya untuk belajar, untuk investasi (investasi network, pengetahuan, modal, uang, skill, dll) , untuk menuju ke arah kesuksesan. Orang - orang sukses yang saya sebut " si sukses " punya 1 faktor besar dalam hidupnya yang menjadi secretnya. Apa secretnya? Manajemen waktu yang baik , pilihan waktu yang benar, memilih prioritas yang tepat demi terwujudnya impian dan mimpinya.

Ketika seseorang ingin menjadi pemenang di sebuah kejuaraan olahraga. Dan dia adalah tipe " si sukses" , dia akan membuka wawasan seluas samudera mengenai olahraga, mulai mencari dan menemukan peluang untuk belajar skill olahraganya, belajar dari orang-orang yang sudah sukses di olahraga, belajar dari pakar-pakar, rutin berlatih dan dia punya pilihan waktu yang tepat. Memilih selalu mencurahkan kegiatan-kegiatannya demi mencapai mimpinya menang di sebuah ajang bergengsi di suatu Olmpiade Olahraga.

Si sukses ini akan mempunyai visualisasi bahwa impiannya akan tercapai dan dia menyiapkan impiannya dari sekarang melalui pengaturan waktu dan waktu yang tepat , efisien dan menetapkan prioritasnya dengan tepat

Contoh : Jika bukan "si sukses" di bidang olahraga, ada teman mengajak utk berdugem ria, mengajak hura-hura dan jalan-jalan tiap weekend dia akan tergoda dan akhirnya ikut ajakan teman-teman di lingkungannya. Tetapi ketika si sukses yang menjawab , dia akan punya manajemen waktu dan proritas yang tepat, sehingga mampu " say NO" dan lakukan dengan antusias yang penuh di kegiatan-kegiatan yang menunjang impian besarnya di masa depan.

Waktu? Orang sering berkata 24 jam tak cukup, tapi kenapa dengan 24 jam ada yang bisa melakukan 10 pekerjaan tetapi ada juga yang bisa mengerjakan 50 pekerjaan. Itulah kekuatan manajemen waktu bagi si sukses. Sebuah rahasia sukses dari pengelola waktu dengan baik

Lakukanlah visualisasi orang sukses, lakukan gerakan orang sukses" Layaknya orang yang sudah sukses" dan selalulah lakukan yang kiat perbuat demi yang di Atas. Yaitu Tuhan. Lakukan apa yang baik dan memilih waktu yang berharga utk mengembangkan diri atas nama dan kehendak Tuhan. Amin

Waktumu ? Aturlah Dengan Management Yang Baik


--Kejarlah Waktu, Kau Bakal Terpepet--

Banyak orang mengeluh "Waktunya kurang nie, mepet abis", " Saya kurang waktu luang nie". Dunia ini makin bertambah sibuk dan penuh kegiatan yang beragam, lalu dimanakah kita sebagai manusia yang produktif menempatkan itu semuanya? Kita harus mulai menata diri kita untuk mengatur waktu kita secara utuh agar kita tidak dikejar waktu , tapi kita mengejar waktu....
Kalau boleh dibilang manajemen waktu dimulai saat kita menentukan tujuan/ misi hidup Anda. Kita memulai membayangkan misi hidup kita seperti bagaimana kita membayangkan saat detik-detik terakhir kita meninggalkan hidup di dunia ini. Mau diperlakukan seperti apa kita? Mau jadi orang apakah kita di detik-detik terakhir? Tujuan hidup kita akan membuat kita bisa mengatur prioritas hidup kita. Kita mau jadi orang seperti apa saat terakhir kita berada di dunia ini. bayangkan itu dan kau akan tahu apa misi hidupmu di dunia ini.
Lalu kitapun bergerak ke arah , hidup yang pas. Aturlah hidup kita agar seimbang 6 unsur yang paling fundamental " Spiritual, Kesehatan, Keluarga, Finansial, Sosial dan Pekerjaan ". Kita harus mampu menjaga keseimbangan unsur tersebut dalam hidup keseharian kita. Kemudian belajarlah membuat perencanaan " Jika kita telah melakukan perencanaan kegiatan yang matang dan terkonseptual maka kita sudah berhasil/sukses menjalani tugas kita sebesar 50% " Jadi hargailah dan mulailah merancang, merencanakan sesuatu. Melalui planner, agenda dan sebagainya.....

Sumber : Time Management " Mengelola Waktu dengan Bijak"

Think The Opposite

Whatever You Think, Think The Opposite, (Karangan Paul Arden, penulis buku bestseller dunia) sebuah Buku yang baru gw baca hari ini. Buku ini memberikan sudut pandang yang berbeda 180 derajat terhadap pemikiran yang umum. Buku ini bercerita keyakinan diri seseorang untuk bertindak dna mengambil keputusan. Buku ini tentang cara berpikir yang berbeda sekali dengan buku-buku umumnya. Buku ini mengajak kita menaruh diri kita di arah paradigma yang berbeda. Kata-kata indah di dalam buku ini yaitu : " Jika Anda ingin tahun bagaimana kehidupan Anda nantinya, Anda hanya perlu tahu kemana Anda menuju." Saya diajak berpikir bolak balik, memikirkan dari paradigma yang berbeda, belajar keluar dari zona aman, belajar berkreatif dan menjadi berbeda dengan orang lain. Hidup ini bagaikan mengikuti arus air, kebanyakan orang hanyut di aliran air itu dan hanya mengikut orang lain. Hidup kebanyakan orang hanya berani di zona nyaman dan aman, mereka hanya mau mereka selamat dan benar, mereka mau semuanya berjalan dengan pasti , mereka mempunyai hidup yang tak berarah dan mengikuti jalan yang orang lain tempuh. KIta diajak berbeda, berani mengambil resiko , keluar dati zona nyaman & aman , belajar lebih memikirkan hal berbeda dan inspiratif. Menuju kesuksesan adalah punya banyak jalan , dan jalan itu tidak hanya melalui jalan-jalan lurus yang mudah dan aman ,tapi mungkin melalui jalan-jalan berduri dan berlubang. Tapi ketika kita mampu melewati jalan-jalan berlubang itu kita belajar banyak dan menjadi orang yang berprestasi serta sukses.
Whatever You Think, Think The Opposite

"Sampah" Menjelma Jadi Uang?

Satu bulan yang lalu kira-kira gw menonton sebuah tayangan di televisi pas di Jakarta untuk liburan. Ada sebuah cerita bahwa seseorang mengelola bisnis persampahan dan bisa memperoleh uang sebesar lebih dari 40 juta dalam sebulan dalam bisnisnya yang "mengolah sampah". Beliau bernama Pak Hidayat (Kalau tidak salah acaranya namanya "Bosan Jadi Karyawan"). Beliau mengolah sampah menjadi kompos, briket dan banyak lagi yang bisa dijual. Semua produk jualan/bisnisnya berkaitan dengan sampah rumah tangga yang diolah lebih lanjut. Ternyata sampah bisa berubah baunya dari bau busuk jadi bau uang yach? Kita boleh terkagum-kagum dengan beliau. Selain usaha pengolahan sampah yang kreatif dan sukses pula, ada juga bisnis lainnya berupa Warung 3 R ( Reduce, Reuse dan Recycle ). Jadi dengan warung ini, warga sekitar dapat memperoleh barang-barang sembako seperti beras, mie instan dengan menukarkannya dengan sampah-sampah yang dia kumpulkan. Wah, begitu mulianya. Dari sampah bisa ditukar sembako.
Ternyata bisnis sampah(pengolahan sampah) bisa punya banyak keuntungan loh, pertama kita membantu menyelesaikan permasalahan sampah di sekitar kita (semakin besar sampah yang diolah, makin banyak permasalahan sampah yang diselesaikan. Secara tidak langsung Pak Hidayat ini membantu pemerintah mengurangi polusi sampah dan menyelamatkan lingkungan kita dari bahaya sampah), sampah memang tidak berguna lagi bagi kebanyakan orang tapi berguna bagi beliau(mampu menghasilkan uang dengan diolah jadi produk lainnya) , menciptakan banyak tenaga kerja baru dan mulianya dengan ide kreatif warung 3 R beliau. Pak Hidayat ini tidak hanya memperhatikan keuntungan yang dapat dia peroleh dari bisnisnya ini, tetapi juga dari sisi mulianya dalam membantu kebutuhan warga sekitarnya. Ide-ide kreatif dan mulia ini patutlah kita contoh sebagai warga negara yang baik dalam membantu pemerintah Indonesia. Semua wujud perilaku ini akan membantu kita menyelamatkan lingkungan dunia yang sudah penuh tercemar oleh sampah. Ayo selamatkan kembali lingkungan bumi kita ini. Superhero can't help our environment, right? but WE can. Let's start this !!
Lalu percayakah Anda sekarang "Sampah" Menjelma Jadi Uang?

Sabtu, 14 Maret 2009

Gambaran Umum RW 21 di Desa Pakutandang, Ciparay


u



Kegiatan penyuluhan dan praktik tentang padi SRI dalam pengabdian masyarakat mahasiswa pada daerah RW 21 di Desa Pakutandang, Ciparay belum berakhir walau sudah lama (mulai sekitar bulan April 2008). Kemarin teman-teman mahasiswa baru melalukan survei dan pendekatan lagi ke warga sekitarnya untuk mengetahui sisi-sisi sosial yang perlu diketahui oleh mahasiswa dalam meneruskan program pengabdian masyarakatnya. Berikut kondisi gambaran umum melalui foto daerah yang mau kita lanjutkan program pengabdian masyarakatnya. Pengabdian masyarakat seringkali menjadi program yang hanya terjadi di 1 bulan , atau 1 minggu atau bahkan 1 hari saja. Padahal masyarakat sekitar ini butuh bimbingan dan pertolongan sebagai tindak nyata bakti mahasiswa dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu konsep pengabdian masyarakat yang berkesinambungan (continue) terus mahasiswa lakukan agar tidak berhenti di satu titik. Tapi ada perkembangannya dari waktu dan waktu. Dari sisi mahasiswa Teknik, seringkali kita melupakan sisi-sisi pendekatan sosial yang menjadi akar dari kegagalan penerapan program itu, upaya pendekatan sosialpun menjadi fokus dalam waktu dekat ini oleh para mahasiswa.

Kamis, 12 Maret 2009

Diam itu Emas? Tidak Juga

Kata orang diam itu emas?
Benar memang menurut sebagian orang atau untuk beberapa kasus.

Tapi untuk yang satu ini mungkin semua sepakat bahwa diam bukan lagi emas....
Ketika diam dijadikan solusi untuk menguburkan masalah
Ketika diam digunakan sebagai senjata ampuh untuk menghindar dari suatu masalah
Ketika diam dilakukan untuk membuat orang tahu melakukan kesalahan apa

Karena
Dengan diam tidak kemudian semua menjadi selesai
Dengan diam tidak kemudian masalah itu menjadi terpecahkan
Dan dengan diam pun mungkin dia tidak akan tahu melakukan kesalahan apa

Sumber : http://pipietblog.blogspot.com/2007/12/diam-itu-bukan-emas.html

Kenyamanan + Hanya Diam = Masalah Besar

Sumber : http://critaq.wordpress.com/2008/05/11/kenyamanan-hanya-diam-masalah-besar/

Sikap Diam Menandakan Banyak Masalah

Sumber : http://www.cybertokoh.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=1323


Kawan mengapa harus diam ketika ada masalah? Jikalau semua orang peramal yg bisa tahu isi hati tiap orang tanpa kata2, dunia ini akan berputar balik menabrak Pluto...

Senin, 09 Maret 2009

Kegiatan "Garbage Fun Day" 14 Februari 2009



Kegiatan Garbage Fun Day – tanggal 14 Februari 2009

Banyak pemuda Indonesia masih belum menentukan sikapnya terhadap peran mahasiswa sebagai bagian dari pemuda dalam menanggapi isu-isu lingkungan yang sedang dihadapi saat ini. Berangkat dari pemikiran tersebut, Ganesha Hijau Keluarga Mahasiswa ITB, Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK), Himpunan Mahasiswa SITH (Nymphaea), Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) dan Ugreen ITB saling bekerjasama menyiapkan kegiatan “Garbage Fun Day”, sebuah kegiatan edukasi lingkungan dalam wujud talkshow lingkungan yang berbobot dengan topik yang akan membuka wawasan isu-isu lingkungan saat ini dan bagaimana sikap mahasiswa ITB yang tepat dalam menyikapinya. Tujuan kegiatan “Garbage Fun Day” adalah membuka wawasan lingkungan dan pemikiran mahasiswa ITB terhadap peran strategis mahasiswa Indonesia dalam menyikapi perubahan iklim. Esensi kegiatan edukasi lingkungan “Garbage Fun Day” diharapkan tercapai maksimal dengan konsep menyenangkan, menarik dan santai. Harapan dari kegiatan “Garbage Fun Day” adalah semakin terbentuknya komunitas pemuda/pemudi pecinta lingkungan yang mulai berpikir kritis dalam menyikapi isu-isu lingkungan yang aktual. Dalam kegiatan ini panitiapun akan membagikan souvenir berupa tas dompet yang menunjang slogan “antiplastic bag”.

DESKRIPSI KEGIATAN

Tempat : 9231 Ruang Multimedia GKU Timur, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Jawa Barat

Waktu : Sabtu, 14 Februari 2009

Peserta : Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Bentuk kegiatan :

1. Talkshow Edukasi Lingkungan

Tema : “Peran Strategis Mahasiswa Indonesia Menyikapi Perubahan Iklim”

Pemateri : M. Bijaksana Rosano “Greeneration Indonesia“ (Duta Lingkungan Indonesia BYEE 2005)

Dr. Retno Gumilang Dewi (Dosen Teknik Kimia ITB)

Kak Anil, Trainer Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB)

2. Sosialisasi Rencana Kegiatan Lingkungan dari Ganesha Hijau Keluarga Mahasiswa ITB

3. Diskusi Lingkar Lingkungan

4. Games Edukasi Lingkungan


Acara Garbage Fun Day /GFD dimulai pada pukul 08.25 WIB di ruang Multimedia 9231 GKU Timur ITB, diawali dengan penjelasan mengenai safety ruangan oleh Dr. Sanggono Adisasmito selaku moderator Talkshow, lalu dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Ivan Hadinata Rimbualam selaku Ketua Garbage Fun Day dan sambutan dari Kang Ridho selaku wakil dari Keluarga Mahasiswa ITB. Kegiatan ini memang dibawakan dengan suasana “fun”, santai dan interaktif. Sejak awal MC Talkshow membawakan suatu suasana menyenangkan pada acara ini. Setelah itu, dilaksanakan talk show yang mengundang tiga pembicara, yakni Dr. Retno Gumilang Dewi ( Dosen Teknik Kimia ITB ), Kak Anil ( Aktivis YPBB ), dan M. Bijaksana Junerosano (Aktivis Greeneration Indonesia).

Talk show dimulai dengan penjelasan dari Bu Retno Gumilang Dewi akan pentingnya isu global warming untuk kita perdulikan karena dampaknya besar bagi kelangsungan hidup manusia, seperti kenaikan permukaan air laut yang akan menenggelamkan pulau-pulau kecil. Bu Retno juga mengingatkan pentingnya menghemat penggunaan listrik karena hal itu merupakan bentuk partisipasi dalam upaya pencegahan global warming.Bu Retno secara umum memberikan paparan umum yang luas mengenai isu-isu lingkungan secara global.

Acara talk show dilanjutkan oleh Kak Anil, selaku Trainer/Aktivis dari YPBB (Yayasan Pengembangan Biosains & Bioteknologi ) dengan penjelasannya tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan YPBB selama ini dalam isu mencegah global warming. Kak Anil bercerita bagaimana usaha-usahanya dalam mengenalkan sampah kepada anak-anak sekolah dasar, mengajak masyarakat luas untuk sadar akan pentingnya sumber daya air yang semakin langka, dan mengajak masyarakat dalam berpartisipasi memilah dan mengolah sampah di dalam rumah sendiri dengan metode Takakura, mengadakan sosialisasi zero waste event. Kak Anil juga mengajak mahasiswa (dalam hal ini peserta) untuk turut serta menyebarkan upaya pencegahan global warming, seperti dengan bergabung sebagai volunteer di lembaga-lembaga seperti YPBB.

Kak Sano panggilan akrab dari M. Bijaksana Junerosano sebagai pembicara ketiga dalam talk show ini membagi pengalamannya sebagai pendiri U-Green ITB dan juga Greeneration Indonesia. Ia juga merupakan duta lingkungan Indonesia dalam BYEE 2005 lalu. Ia mengkritik pihak-pihak yang berwajib dalam masalah lingkungan, khususnya sampah, yang hanya mengeluarkan aturan tanpa ada tindakan konkret. Contohnya saja di Bandung. Sebenarnya sudah ada undang-undang yang mengatur tentang denda bagi orang yang membuang sampah sembarangan, tetapi sampai sekarang tidak ada pelaksanaan dari undang-undang tersebut. Selain itu, ia pun meminta mahasiswa untuk sadar lingkungan, khususnya mahasiswa ITB. Selama ini, mahasiswa ITB belum dianggap sadar lingkungan. Hal ini terbukti dari sikap mahasiswa yang tidak memilah sampah antara organik dan anorganik ketika membuang sampah padahal tempatnya sudah tersedia. Selain itu, ia mengungkapkan bahwa menjadi aktivis lingkungan bukan berarti tidak dapat menghasilkan keuntungan. Terbukti dengan kreativitas dan kemauan, ia dapat mengkomersilkan produk unik mendukung antiplastic bag yang bernama “Bagoes” dengan konsep ergonomis sehingga dapat meraup keuntungan. Kak Sano memberikan teladan yang banyak bagi peserta bagaimana peran mahasiswa sebagai pemuda dalam menghadapi isu-isu lingkungan dan memberi semangat kita sebagai pemuda untuk terus maju memperjuangkan lingkungan kita menjadi lebih baik lagi di suatu saat nanti.

Setelah talk show yang melibatkan ketiga pembicara tersebut acara dilanjutkan dengan kuis untuk memancing minat peserta dalam berpendapat dan berpikir kreatif mengenai masalah lingkungan. Acara pun dilanjutkan dengan materi dari Kak Rizal (dari Nymphaea ITB) yang membahas tentang pembuatan pupuk cair serta pereduksian sampah. Ia pun memperlihatkan sebuah konsep taman bermain yang juga berfungsi sebagai tempat pengolahan sampah yang dapat mengatasi masalah sampah di perkotaan, khususnya Bandung.

Memasusuki acara selanjutnya yaitu permainan dan diskusi lingkar lingkungan, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka dimobilisasi keluar ruangan dengan tertib. Permainan yang dilakukan berupa memilah-milah sampah berdasarkan produk yang bisa dihasilkan kembali dari sampah itu. Esensinya, peserta mengerti tentang pemilahan sampah dan mengetahui hasil dari daur ulang sampah itu. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan kesadaran peserta untuk turut mendukung program daur ulang yang ada di lingkungan masing-masing. Setelah permainan selesai, dilaksanakan diskusi. Dalam diskusi, satu kelompok terdiri atas peserta yang berjumlah 8-10 orang dan dua fasilitator. Tema yang dibawakan pada diskusi berupa masalah-masalah lingkungan, baik global maupun lokal. Selain itu, melalui diskusi ini peserta diajak untuk mengambil sikap yang sesuai menghadapi problema lingkungan yang ada. Diskusi masing-masing kelompok berjalan lancar dan antusiasme peserta cukup tinggi.

Setelah permainan dan diskusi, peserta dimobilisasi kembali ke ruang 9231. Kemudian, peserta menikmati makanan kecil serta minuman dari Garuda Food yang dibagikan oleh panitia. Pada akhir acara, tugas kecil dibagikan kepada masing-masing kelompok sebagai sikap peduli akan sampah. Acara pun ditutup pukul 13.00 WIB.


LIHAT JUGA ARTIKEL : Garbage Fun Day, Saatnya Mahasiswa Peduli Lingkungan http://www.itb.ac.id/news/2329.xhtml

BANDUNG, itb.ac.id - Untuk membuka wawasan lingkungan dan pemikiran mahasiswa dalam menyikapi perubahan iklim yang terjadi, sebuah kegiatan edukasi lingkungan, Garbage Fun Day, digelar. Acara terselenggara berkat kerjasama dari Ganesha Hijau Keluarga Mahasiswa ITB, Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK), Himpunan Mahasiswa Biologi (Nymphaea), Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL), dan Ugreen ITB.

Sebagai bagian dari acara, talkshow bertema Peran Strategis Mahasiswa Indonesia Menyikapi Perubahan Iklim diadakan di Ruang Multimedia GKU Timur, ITB pada Sabtu (14/02/09). Talkshow yang dimoderatori oleh Sanggono Adi Sasmito, dosen Teknik Kimia ITB, menghadirkan dosen dan aktivis di bidang lingkungan.

Isu lingkungan yang dibahas dalam acara ini diantaranya bahwa penggunaan listrik berlebihan dapat mempengaruhi pemanasan global, melimpahnya gas metana di udara kota Bandung dan pemanfaatannya untuk pembakaran, serta permasalahan sampah. Seperti diketahui, Bandung belum dapat lepas dari masalah sampah.

Menurut teh Anil, trainer Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi, insenerator bukan solusi tepat dalam penanganan sampah. Beberapa waktu yang lalu, pemerintah kota Bandung bermaksud menggunakan alat tersebut untuk mengatasi sampah, namun ditentang oleh berbagai pihak. Senada dengan Anil, Retno beralasan bahwa perilaku masyarakat tidak sesuai untuk penerapan insenerator. Alat ini membakar sampah yang ada dan memiliki resiko tersebarnya zat beracun jika pembakaran tidak sempurna. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memilah sendiri sampahnya memungkinkan tercampurnya benda yang menghasilkan zat berbahaya jika terbakar di dalam insenerator. Maka, kunci penanganan sampah yang tepat akhirnya ada pada kesediaan masyarakat untuk memilah sampahnya masing-masing. Prinsip-prinsip penanganan sampah yaitu SIMPAN, PILAH, OLAH dan REDUCE, REUSE, RECYCLE.

Untuk menumbuhkan kesadaran tersebut, diperlukan aturan ketat dari pemerintah. Bijaksana Rosano menegaskan bahwa perlu adanya satgas sampah agar masyarakat lebih aware untuk menaati peraturan. Bijaksana alias Sano adalah salah satu penggagas Greeneration Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang produksi barang-barang ramah lingkungan. Dalam acara ini, Sano yang juga alumni Teknik Lingkungan ITB angkatan 2000, memperkenalkan produk BAGOES: tas multifungsi yang dapat dikemas menjadi kecil dan dibawa kemana saja sesuai namanya (BAG-GOES). Produk ini dapat menggantikan plastik yang mengandung zat berbahaya bagi tanah dan berpotensi menimbulkan tumpukan sampah karena tidak dapat terurai.

Kepada para peserta, diberikan pula tips gaya hidup ramah lingkungan dari Nymphaea yaitu Reduce (pemakaian secukupnya), Recycle (mendaur ulang), Replace (mengganti dengan bahan yang dapat didaur ulang), Refill (mengisi dengan bahan daur ulang), dan Replant (menanam kembali). Reduksi sampah menjadi keharusan karena belum adanya sistem penanganan sampah yang tepat di negara ini. 3 orang peserta pun diminta maju untuk menyampaikan idenya mengenai perbaikan lingkungan di kampus ITB.

Acara ini juga menjadi ajang perekrutan anggota baru Ganesha Hijau. Ganesha Hijau adalah program Kabinet Keluarga Mahasiswa untuk menjadikan ITB kampus berwawasan lingkungan. Hingga saat ini, program yang telah dilakukan antara lain training Zero Waste untuk himpunan dan unit kegiatan mahasiswa, seminar, dan acara Clean Development.

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, peserta yang ada dibagi dalam beberapa kelompok dan ditugaskan membuat proyek yang terkait dengan lingkungan.Proyek tersebut akan dipresentasikan pada pertemuan-pertemuan berikutnya.


Minggu, 08 Maret 2009

Jerih payah ke Ciparay demi sebuah tanggung jawab

Hehe...Hari ini gw, Ghana dan Riri temen seangkatan di Tekkim 2007 pergi ke Ciparay buat menengok keadaan Ciparay, desa yang akan dibantu oleh mahasiswa TK dari segi pertaniannya...Tujuan kami ke sana selain survei tempat walau sudah berkali2 ke sana, lalu kamipun mau pendekatan dengan warga agar lebih dekat lagi..
Tapi tak disangka2 hujan pun tiba dan sangat deras...Hehehe...Jalan di desa tersebut sangat buruk dan licin ketika hujan. Apalagi penuh lumpur dan jalan berlubang serta tanjakan terjal dan turunan yg licin ketika hujan. Kami pulang dr desa tersebut dengan penuh perjuangan membawa motornya dan melawan hujan. Fiuh...Jantung gw mpe ketakutan gt gara2 takut motornya jatuh dan masuk kolam atau sawah...Untungnya Ghana cerdik bawa motornya walau sempet jatuh..Hehhe...Pengalaman yg indah , sebuah jerih payah ke desa demi sebuah tanggung jawab yg belum bres dari kami..hehehe.........smoga upaya kerja keras kita semua berbuah hasil yg baik dan indah pula ke depannya. Aminn.......